Minggu, 12 Desember 2010

Merangkum Isi Buku Bahasa Indonesia Karangan Minto Rahayu, Bab Kalimat Efektif

Merangkum Isi Buku Bahasa Indonesia Karangan Minto Rahayu, Bab Kalimat Efektif

     Kalimat merupakan unsur penting untuk mengungkapkan fakta, pikiran, sikap, dan perasaan. Hal ini diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis. Kalimat efektif ialah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya. Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Komunikatif atau tidaknya suatu percakapan, dibangun oleh proses kebiasaan dan kelaziman penggunaan bahasa tersebut. Jadi, pengertian efektif dalam kalimat ialah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi isi dan bentuk menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat. Itulah sebabnya, kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal. Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, keterbacaan, dan kevariasian.
     Setiap kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat, bisa ditambah objek. Kesatuan dapat berbentuk kesatuan tunggal, majemuk, pertentangan, dan pilihan. Agar pikiran dapat dituangkan dengan benar dalam bentuk kalimat yang benar pula, kita memerlukan kata-kata sebagai wadahnya. Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antar kata yang menduduki fungsi dalam kalimat. Dalam kalimat setiap kata mempunyai fungsinya masing-masing. Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan dan predikat ialah kata kerja, yaitu diharapkan, dilaksanakan, dan mengetengahkan.
     Dalam penulisan ilmiah penggunaan bahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan dengan tegas. Jadi, laporan ilmiah boleh menggunakan kalimat aktif juga kalimat pasif asal keterbacaannya lebih tinggi. Dalam kalimat efektif harus memenuhi syarat-syarat kalimat efektif, yaitu: Pertama adalah Penekanan, dimana adanya upaya pemberian tekanan pada kalimat untuk menonjolkan/ mementingkan pikiran pokok. Pada bahasa lisan sering digunakan intonasi atau acting, sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara alih bangun, pengulangan kata, pertentangan, dan urutan logis. Kedua adalah Kesejajaran, dimana menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Kesejajaran meliputi: Kesejajaran Bentuk, Kesejajaran Makna, dan Kesejajaran Rincian Pilihan. Ketiga adalah Kehematan, dimana berarti penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara: Penghematan Subjek, Penghilangan Hiponimi, Penghilangan Kata Depan dari dan daripada, Penyingkatan Kata, Penyingkatan Ungkapan, dan Penyingkatan Kalimat. Keempat adalah Keterbacaan, dimana seorang penulis yang baik adalah juga seorang pembaca yang baik, tetapi bukan berarti seorang pembaca yang baik adalah juga seorang penulis yang baik. Dalam meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut: Kejelasan dan Bangun Kalimat. Dalam kejelasan ialah lebih mudah dipahami apabila menggunakan kata-kata yang sudah umum/ dikenal, dan keterbacaan sebuah tulisan dipengaruhi oleh usia, pendidikan, dan pengalaman pembaca. Sedangkan dalam bangun kalimat itu bukan hanya ditentukan oleh penggunaan kata dan panjang pendek kalimat, tetapi oleh bangun kalimat. Dan dalam kalimat harus memperhatikan Pengaruh Bahasa Inggris, karena struktur bahasa inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia. (Eyang Ageng Sastranegara)

Sumber : Buku Bahasa Indonesia. Karangan Minto Rahayu, Bab Kalimat Efektif

Nama     :  Ade Dirga Saputra
Npm      :  17109304
Kelas     :  5 KA22
Jurusan  :  Sistem Informasi

Minggu, 05 Desember 2010

Merangkum Isi Buku Komposisi Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah


Merangkum Isi Buku Komposisi Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah

     Ringkasan (Precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Karena suatu ringkasan bertolak dari penyajian suatu karya asli secara singkat. Kata precis yang dipakai untuk pengertian ini sebenarnya berarti memotong atau memangkas. Sebab itu membuat ringkasan atas sebuah karangan yang panjang, dapat diumpamakan sebagai memangkas sebatang pohon sehingga tinggal batang, cabang-cabang dan ranting-ranting yang terpenting beserta daun-daun yang diperlukan, sehingga tampak bahwa esensi pohon masih dipertahankan. Dalam ringkasan keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasan yang terperinci dihilangkan, sedangkan sari karangannya dibiarkan tanpa hiasan. Walaupun bentuknya ringkas, namun precis itu tetap mempertahankan pikiran pengarang dan pendekatannya yang asli. Ringkasan hendaknya dibedakan pula dari istilah lain yang pengertiannya tumpang-tindih yaitu ikhtisar, yang juga merupakan suatu bentuk penyajian yang singkat dari suatu karangan asli.
     Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandangan pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu. Ikhtisar sebaliknya tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli, tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional. Tujuan membuat ringkasan dengan adanya latihan membuat ringkasan atas sebuah artikel atau sebuah karya adalah suatu cara yang sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Suatu ringkasan yang cermat dan teliti tidak akan diperoleh tanpa mempelajari dengan cermat serta memahami apa yang dibaca atau didengar. Tujuan ringkasan itu sendiri adalah memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan untuk maksud tersebut akan membimbing dan menuntun seseorang agar dapat membaca karangan asli dengan cermat, dan bagaimana harus menulisnya kembali dengan tepat.
     Cara membuat ringkasan harus melihat beberapa pegangan agar ringkasan yang dibuat menjadi baik dan teratur. Langkah pertama, yang harus dilakukan Penulis ringkasan adalah membaca naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang, serta sudut pandangannya. Langkah kedua, apabila penulis sudah menangkap maksud, kesan umum, dan sudut pandangan pengarang asli, maka tindakan atau langkah yang harus dikerjakan adalah membaca kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu. Langkah ketiga, apabila penulis telah mempergunakan catatan sebagai yang diperoleh pada langkah kedua dan kesan umum yang diperoleh pada langkah pertama, maka penulis sudah siap untuk membuat ringkasan yang dimaksud. Dan yang harus diperhatikan penulis adalah bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan semua gagasan tadi ke dalam suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya. Dan langkah terakhir, penulis harus memperhatikan selain dari langkah sebelumnya bahwa ini sebagai ketentuan tambahan saja dalam membuat ringkasan.
     Suatu jenis tulisan lain yang mempunyai titik singgung dengan ringkasan dan ikhtisar disebut resensi. Pengertian resensi itu sendiri adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya ini patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Seorang penulis mempertimbangkan buku bertolak dari tujuan untuk membantu para pembaca dalam menentukan perlu tidaknya membaca sebuah buku tertentu, atau perlu tidaknya menikmati suatu hasil karya seni. Karena pertimbangan yang disampaikan penulis resensi itu harus disesuaikan dengan selera pembaca, maka sebuah resensi yang disiarkan melalui sebuah majalah mungkin tidak sama dengan yang disiarkan pada majalah lain. Disamping itu pertimbangan-pertimbangan buku harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan para pembacanya. Pembaca-pembaca merupakan pendengar-pendengar yang akan dihadapi secara langsung oleh penulis.
     Dasar resensi oleh penulis untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua ia harus menyadari sepenuhnya apa maksudnya membuat resensi itu. Penulis resensi harus menemukan apa tujuan pengarang dalam menulis buku itu. Seperti halnya dengan semua tulisan yang lain, resensi harus dibuat dengan memperhatikan kualitas pembacanya. Pembaca dalam hal ini tidak lain dari semua langganan majalah atau mass media yang memuat resensi itu. Singkatnya penulis resensi harus benar-benar memperhatikan kewajiban mana yang harus dipenuhinya dalam membuat resensi itu, yaitu: kewajibannya terhadap para pembaca, dan bagaimana penilaiannya atas buku itu.
     Sasaran-sasaran resensi harus memiliki pokok-pokok yang dijadikan penilaian sebuah buku atau karya, yaitu: Pertama, Latar belakang yaitu dimana penulis dapat mulai dengan mengemukakan tema dari karangan itu. Pendeknya semua hal yang menyangkut latar belakang buku itu yang kiranya perlu diketahui pembaca. Dengan demikian sebelum masuk ke dalam teknis penilaian, para pembaca sudah mengetahui serba sedikit mengenai buku itu. Kedua, Macam atau jenis buku yaitu para pembaca-pembaca tidak selalu mempunyai selera yang sama. Dengan kata lain, ia harus mengadakan klasifikasi mengenai buku itu. Dengan memasukkannya ke dalam kelas buku tertentu maka dengan mudah ia dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan buku-buku lain yang termasuk dalam kelompok yang sama itu. Ketiga, Keunggulan buku yaitu yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Mengenai keunggulan buku, penulis resensi pertama-tama mempersoalkan organisasinya. Yang dimaksud dengan organisasi adalah kerangka buku itu, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Apakah hubungan itu harmonis, jelas, dan memperlihatkan perkembangan yang masuk akal. Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukkan keunggulan buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan memberi kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukkan pertalian yang kompak antara bagian-bagiannya. Menilai sebuah buku berarti memberi saran kepada pembaca untuk menolak atau menerima kehadiran buku itu. Keempat, Nilai buku yaitu nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri, maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainnya. Namun demikian sebagai seorang penulis resensi, pengarang harus tetap mengingat tujuannya, mengemukakan pendapat-pendapatnya dengan jelas, secara khusus dan selektif. (Eyang Ageng Sastranegara)

Sumber : Buku Komposisi. Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah

Nama     :  Ade Dirga Saputra
Npm      :  17109304
Kelas     :  5 KA22
Jurusan  :  Sistem Informasi

Minggu, 28 November 2010

Artikel Tentang Hubungan Antara Bahasa Indonesia Dan Etika

     Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak keanekaragaman kebudayaan. Berbagai macam kebudayaan ini diantaranya mulai dari adat istiadat, kepercayaan, kesenian, bahasa daerah dan lain-lain, yang membuat Bangsa Indonesia itu memiliki corak persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang bercirikan budaya ketimur-timuran, dimana adat istiadat, etika, dan norma-norma sosial sangat dijunjung tinggi dalam berkehidupan sosial.

     Dalam dunia pendidikan misalkan, sebuah komunikasi sangat pentin digunakan sebagai sumber kepribadian seseorang. Segala bentuk ucapan harus disesuaikan dengan norma-norma dan etika yang terdapat didalamnya. Seseorang yang sedang berbicara atau saling berkomunikasi, diharuskan dengan kejelasan sebuah nada dan tingkat ketinggian sebuah suara agar terdengar dengan jelas dan baik. Sehingga mencerminkan seseorang yang beretika ketika sedang berbicara. Selain itu tempat dan dengan siapa lawan bicara kita, itu juga harus dapat diperhatikan demi moralitas dan etika kita. Pendidikan mulai dari bangku TK (Taman Kanak-kanak) sampai Perkuliahan, selalu diajarkan Ilmu Bahasa Indonesia ini. Diajarkannya Bahasa Indonesia dimaksudkan agar semua orang dapat mengerti dan berbicara dengan baik dengan Bahasa Indonesia sebagai jati diri Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

     Berbicara tentang filosofi pendidikan sudah jelas bahwa pendidikan itu harus mampu membangun peradaban yang dapat meningkatkan kemanusiaan manusia-manusia. Landasan filosofi pendidikan adalah Pancasila, Undang-Undang, dan GBHN. Oleh karena itu, pendidikan harus dikembalikan pada kedudukannya sebagai satu usaha memanusiakan manusia. Selama ini sekolah tidak pernah ditujukan sebagai pusat penumbuhan budaya. Tidak heran kalau pendidikan kita tidak dapat mengindonesiakan anak bangsa, sehingga banyak muncul perpecahan yang merupakan akibat dari kegagalan pendidikan di Indonesia.

     Berbicara soal filosofi pendidikan tentunya adanya hakikat pendidikan dalam konteks Indonesia, bahwa pendidikan itu harus merupakan salah satu bagian dari modal atau kekuatan bangsa yang bisa menumbuhkan peradaban bangsa. Semua itu sudah tidak digunakan lagi, padahal sebelumnya dikatakan landasan pendidikan dan budaya kita sudah kuat. Tetapi ternyata ketika krisis, kita baru tahu bahwa itu ambruk. Inilah kenyataan baru yang seharusnya menjadi landasan untuk membangun peradaban manusia Indonesia.

     Penguasaan bahasa dapat menunjukkan tingkat peradaban dan tingkat budaya manusia. peran bahasa yang paling penting adalah sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa manusia akan mendapat kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Penguasaan bahasa yang baik akan membantu dalam mengungkapkan pikiran, sehingga maksudnya dapat dipahami dan dimengerti. Berkomunikasi tentunya adanya sebuah etika yang mencerminkan seseorang. Etika merupakan dasar kemanusiaan atau petunjuk dasar bagi tingkah laku, cara berpikir dan keyakinan. Tidak satu kelompok manusia pun yang hidup tanpa etika. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang berpikir. Berpikir adalah menggunakan akal budi dalam berbuat dan memutuskan sesuatu yang akan dilakukan. Mungkin ini pula yang tertuang dalam proses pembentukan tubuh manusia yang dimana menempatkan kepala pada posisi paling atas dibanding hati. Kepala sebagai tempat bersemayamnya otak yang diyakini sebagai pencetus akal pikiran manusia, sedangkan hati sebagai penguak perasaan kemanusiaan. Tuhan membekali kita hati, sehingga proses berpikir kita tidak sama dengan proses berpikir mesin atau komputer.

     Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi yang didalamnya terdapat etika dan cara berpikir yang baik, maka kita sebagai manusia yang berintelektual harus dapat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar sebagai jati diri bangsa dan ikut serta dalam pelestariannya. Dengan berkomunikasi semua yang berbeda akan menjadi sama, dan semua yang tidak tahu akan menjadi mengerti, dan semua yang jauh akan terasa dekat. Pada intinya banyak sekali keuntungan yang didapat dari berkomunikasi, apalagi dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah, norma-norma, etika, dan cara berpikir yang baik. Pastinya kita akan banyak mendapatkan informasi-informasi dari mana saja dan dapat menambah teman. (Eyang Ageng Sastranegara)

Nama : Ade Dirga Saputra
Npm : 17109304
Kelas : 5 KA22
Jurusan : Sistem Informasi

Minggu, 21 November 2010

Artikel Tentang Bahasa Indonesia Dan Peranannya Dalam Pengembangan IPTEK

Artikel Tentang Bahasa Indonesia Dan Peranannya Dalam Pengembangan IPTEK
     Teknologi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh manusia ditunjang oleh alat-alat yang berteknologi tinggi, misalkan dalam hal komunikasi sudah banyak alat-alat yang dapat digunakan untuk berkomunikasi yaitu handphone (telepon seluler). Semua manusia baik dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun semua menggunakan alat yang berteknologi. Penggunaan alat itu merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia.
     Manusia mengembangkan teknologi dalam rangka untuk mengolah Sumber Daya Alam (SDA) yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan atas moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara adil dan merata. Begitu juga diharapkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar dapat lebih baik lagi, apalagi dengan kemajuan IPTEK akan banyak kemudahan yang kita dapatkan.
     Selain banyak dampak positif dari kemajuan IPTEK ini, ada juga kemerosotan yang ditimbulkan karena kecanggihan perkembangan teknologi ini. Ambil saja salah satu contoh perkembangan IPTEK dibidang telekomunikasi, dimana zaman dahulu handphone atau telephone seluler itu sangat langka karena harganya yang mahal. Berbeda dengan sekarang harga handphone sudah sangat murah dan terjangkau oleh lapisan menengah ke bawah. Disisi lain itu sendiri telah adanya perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi yang tentunya kita ketahui.
     Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkembang, masih banyak masyarakatnya yang kurang mampu dan putus harapannya untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut. Hal itu dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus mereka tanggung. Maka dari pada itu, Pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada.
     Kemajuan IPTEK dalam mensukseskan program-program pemerintah kedepannya sangat penting. Demi kemajuan Negara Republik Indonesia tentunya kita sebagai mahasiswa yaitu kaum intelektual yang nantinya akan menggantikan pemerintahan berikutnya, harus siap menghadapi era globalisasi. Dalam peranannya kita mahasiswa Indonesia harus dapat membuat alat-alat berteknologi canggih dengan kemajuan IPTEK, bukan hanya sekedar pemakai saja ataupun mengimpor barang-barang berteknologi canggih dari negara lain. Dan semua alat-alat canggih hasil dari perkembangan IPTEK itu harus menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa utama yang digunakan pada alat itu.
     Banyak yang dapat dilihat dari kemajuan IPTEK, diantaranya seperti dalam bidang komunikasi. Kita dapat melihat berbagai macam Telephone seluler (HP) yang sudah banyak ada dengan berbagai macam Merk terkemuka diantaranya Nokia, Sony Ericcson dan macam-macam lainnya. Dengan kemajuan didalamnya kita dapat mengakses berbagai macam fitur-fitur baik Jejaring Sosial, Video Stream, Musik yang dapat menghubungkan semua informasi yang ada didunia hanya dalam satu genggaman Handphone. Selain itu dalam bidang Antariksa yang dapat memantau satelit dan dapat pergi ke bulan dengan pesawat Apollo. Pada intinya, yaitu semua pekerjaan baik bidang apapun pasti memanfaatkan kemajuan IPTEK yang dapat memudahkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya di tengah semua pekerjaan yang dilakukan. (Eyang Ageng Sastranegara)

Nama     :  Ade Dirga Saputra
Npm      :  17109304
Kelas     :  5 KA22
Jurusan  :  Sistem Informasi

Minggu, 14 November 2010

Artikel Tentang Penerapan IT Dalam Kehidupan Sehari-hari

Artikel Tentang Penerapan IT Dalam Kehidupan Sehari-hari
Ilmu IT sangat berperan sekali dalam kemajuan suatu negara. Seperti adanya sebutan Negara maju dan Negara berkembang. Negara maju itu mendapatkan pendapatan dari sektor industri yang dilengkapi oleh teknologi yang muktahir. Sedangkan Negara berkembang itu mendapatkan pendapatan terbesar dari sektor agraris ataupun pertanian. Banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari sebuah kemajuan ilmu IT (Teknologi Informasi) ini. Dari segi peningkatan kualitas hidup yang menuntut kita untuk melakukan berbagai macam kegiatan dimana membutuhkan pengoptimalan sumber daya yang dimiliki. Teknologi Informasi (IT) yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung mengharuskan kita untuk menggunakannya dalam segala kegiatan. Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi (IT) diantaranya dijumpai dalam Dunia Pendidikan, Perbankan, Komunikasi dan Kesehatan.
Dunia Pendidikan merupakan Gudang dari segala ilmu pengetahuan. Peran Teknologi Informasi (IT) dalam kemajuan Pendidikan sangat penting. Dengan adanya peran Teknologi Informasi ini semua informasi yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan dapat dengan cepat didapat. Misalkan dengan adanya Internet, dapat digunakan untuk mengirim data dari satu sekolah ke sekolah lain. Adapula dengan adanya Internet dapat memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-Learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Dengan adanya penerapan Teknologi Informasi (IT) kegiatan belajar mengajar yang dilakukan disekolah-sekolah semakin baik, Karena semua siswa dapat belajar tidak hanya yang didapat dari sekolahan saja melainkan dapat mengakses segala materi dari Internet sebagai perwujudan penerapan Teknologi Informasi (IT) di sekolah.
Didalam dunia Perbankan, penerapan peran Teknologi Informasi (IT) dapat dilihat dengan adanya disetiap daerah atau wilayah tempat Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Dengan adanya ATM ini mempermudah seseorang untuk mengakses segala tabungan yang dimiliki baik ingin transfer ataupun mengambil uang tunai tanpa harus datang langsung ke Bank yang bersangkutan selama waktu 24 jam non-stop. Peran Teknologi Informasi (IT) ini pun digunakan juga sebagai sistem Bank untuk dijadikan laporan yang terinci dari segala transaksi para nasabahnya dan juga untuk segi keamanan Bank tersebut. Melihat kemajuan teknologi sekarang ini, sehingga adanya pelayanan Bank yang berbasis Internet yaitu Internet Banking yang dapat melakukan berbagai macam transaksi diantaranya transfer uang, pengecekan saldo, pemindah bukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening.
Penerapan Teknologi Informasi (IT) di dunia Komunikasi jelas adanya. Kita dapat melihat berbagai macam Telephone seluler (HP) yang sudah banyak ada dengan berbagai macam Merk terkemuka diantaranya Nokia, Sony Ericcson dan macam-macam lainnya. Dengan kemajuan didalamnya kita dapat mengakses berbagai macam fitur-fitur baik Jejaring Sosial, Video Stream, Musik yang dapat menghubungkan semua informasi yang ada didunia hanya dalam satu genggaman Handphone.
Terakhir Penerapan Teknologi Informasi (IT) di dunia Medis atau Kesehatan. Tanpa adanya penggunaan teknologi dalam dunia kesehatan maka akan terjadi kegagalan yang tidak diinginkan. Bagaimana bisa apabila kita sedang mengoperasi jantung tanpa adanya alat teknologi yang canggih, pasti akan terjadi kegagalan dalam operasi itu. Penerapan lainnya untuk melihat isi tubuh dengan X-ray, ini merupakan sebuah alat berteknologi canggih sebagai penerapan Teknologi Informasi (IT) di dunia Kesehatan. Demikian tulisan ini dibuat sebagai dasar pemikiran saya terhadap Penerapan IT Dalam Kehidupan Sehari-hari. (Eyang Ageng Sastranegara)

Nama : Ade Dirga Saputra
Npm : 17109304
Kelas : 5 KA22
Jurusan : Sistem Informasi

Minggu, 07 November 2010

Profil Diri






Profil Diri
     Aku berpikir sejenak  apa yang akan aku ungkapkan lewat tulisan ini. Begitu banyak  dan begitu panjang waktu yang telah dijalani dan akan terus aku jalani sampai mata ini tidak dapat membuka dan  jantung pun terhenti  untuk selamanya. Semua memori yang terekam dalam ingatan begitu banyak, tetapi aku mencoba memulai menuangkannya dengan seseringkali memejamkan kedua mata untuk kembali mengingat kenangan yang sudah terlewatkan. Terlintas berpikir untuk mencari sebuah bukti yang dapat memberitahukan tentang diriku.
     Aku buka sebuah tas kulit berwarna cokelat yang  letaknya selalu berada disamping bawah tempat papa dan mama melepas rasa kantuk dan lelah. Tas kulit itu berisikan semua file penting mengenai anggota keluarga. File-file penting itu diantaranya ada Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan Ijazah Pendidikan semua anggota keluarga terkumpul menjadi satu didalam tas kulit berwarna cokelat itu. Aku pun mencari berkas yang mengatas namakan diriku, dan aku temukan juga berkas itu. Banyak sekali yang aku temukan didalamnya seperti Akta Kelahiran, Ijazah Pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Ijazah Diploma Tiga yang baru aku dapatkan sebelum melanjutkan ke Program Sarjana ini.
     Ada sebuah berkas, dimana aku menemukan sebuah lembar kertas yang sudah usang dimakan waktu. Kertas itu adalah Surat Keterangan Kelahiran. Didalam surat itu berisikan bahwa telah lahir anak laki-laki dari Nyonya Nani Srinurmulyani dan Tuan Moh.Daud Barutu pada Hari Rabu Tanggal 26-8-1987 Jam 10:20 dengan data Panjang 48 cm dan Berat 2800 gram. Sungguh kecil dan ringan sekali waktu itu dibandingkan dengan aku yang sekarang memiliki Panjang 172 cm dan Berat 56 kg. Aku perkenalkan kembali siapa aku ini. Nama aku adalah Ade Dirga Saputra, anak kelima dari lima bersaudara. Aku lahir 23 tahun yang lalu tepatnya 26 Agustus 1987. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Abang adalah sebutan kakak dalam keluarga, abang aku yang pertama bernama Yerich Mohda. Kata papa nama Mohda itu merupakan singkatan dari Mohammad Daud yaitu namanya papa. Abang pertama aku ini sekarang menetap di Medan karena pekerjaan dia berada disana di Kantor Kejaksaan Tinggi Medan. Abang aku yang kedua bernama Moh.Dasri As’sady. Nama dasri, kata papa adalah singkatan dari gabungan nama Daud dan Srinurmulyani yang merupakan nama papa dan mama. Ada hal yang unik dalam  kandungan abang aku yang kedua, sebab abang aku yang kedua ini berada didalam kandungan mama selama 12 (Dua Belas) bulan atau setahun. Abang aku ketiga bernama Saiful Ramdhani barutu, abang aku ini satu-satunya yang memakai nama marga dibelakangnya. Katanya papa sih waktu nama dia dibuat orang catatan sipilnya tidak tahu kalau nama barutu itu adalah nama marga, karena waktu abang aku pertama dan kedua akan memakai nama marga dibelakangnya tidak diperbolehkan karena adanya peraturan yang melarang penggunaan nama marga pada waktu itu. Abang keempat aku bernama Moh.Haekal Brada. Ada hal yang lucu ketika waktu kecilnya. Kata mama saat usianya berumur 15 bulan dia pernah menangis selama 7 (tujuh) hari 7 (tujuh) malam tidak berhenti. Sudah banyak dilakukan cara dari dibawa ke dokter sampai ke orang pintar (Pak Haji) tetapi tidak apa-apa katanya (kata dokter). Tetapi berbeda dengan jawaban pak Haji yang bilang bahwa abang aku ini sedang ada yang mengikuti katanya nenek moyang dari Opung (sebutan kakek) aku. Ketika malam ketujuh, mungkin karena papa aku sudah pusing tidak tahan mendengar tangisan dia, lalu papa menendang dia dari atas tempat tidur dengan ketinggian 45 cm, dan dia terjatuh dari atas tempat tidur itu dengan seketika dia terdiam dan tidak menangis lagi, sampai papa dan mama terheran melihat kejadian ini.  
     Aku mengakui bahwa keluarga aku adalah keluarga yang keras dalam arti mungkin dari volume suara ataupun watak, mungkin semua itu berasal dari adat keluarga papa yang berbeda sekali dengan lembutnya adat keluarga mama. Papa adalah sebutan aku kepada bapak, beliau adalah asli orang Pakpak Dairi yang merupakan salah satu daerah di Sumatera Utara, Dan Mama adalah sebutan aku kepada ibu, beliau adalah asli orang Sunda. Aku memiliki sifat buruk seperti keras kepala dan egois, mungkin sifat itu merupakan turunan yang aku dapat dari keluarga papa. Semua abang-abang aku juga memiliki sifat keras kepala ini, tetapi sepertinya akulah yang paling keras kepalanya dibandingkan yang lain. Mungkin ibarat kata kalau penyakit kanker sudah stadium 4 (empat). Teman-teman banyak sekali yang tidak menyangka bahwa aku ini orang batak, mungkin karena fisik atau wajah aku yang tidak mirip orang batak melainkan seperti orang China. Aku ini tinggi, putih, dan kurus.
     Aku punya cerita berbicara soal kurus, aku jadi teringat panggilan sewaktu kecil dahulu, karena terlalu kurusnya aku dibandingkan dengan abang- abang aku, maka aku dipanggil dengan nama Tile. Kenapa aku dipanggil Tile, itu katanya tubuh yang aku miliki sama seperti aktor Almarhum Pak Tile yang terkenal itu. Aku tidak tahu apa ini anugerah ataupun kutukan buat aku, karena semua abang-abang aku gemuk, kenapa hanya aku yang tidak gemuk dan kapankah aku akan gemuk (itu yang sering aku tanyakan pada diriku). Sudah banyak cara yang aku lakukan supaya gemuk mulai dari olahraga, banyak minum susu, makan buah bahkan minum multivitamin, tetapi semua itu hasilnya sia-sia saja. Jika memang aku tidak diberikan kegemukan sama ALLAH SWT yang terpenting aku selalu diberi kesehatan oleh NYA.
     Berbicara soal kesehatan, teringat cerita mama yang bilang ketika umur aku 2 tahun, aku pernah sakit batuk selama 100 hari. Aku bertanya kepada mama, kenapa aku bisa mengalami sakit batuk selama itu? Dan kenapa tidak dibawa ke dokter? (Tanya aku pada mama). (mama pun menjawab) Waktu itu kamu memakan es krim yang diberikan oleh tetangga ketika kamu bermain kerumahnya dan sudah banyak dokter yang didatangi tetapi tidak satupun dari mereka yang dapat menyembuhkan kamu (jawab mama), memang dokter yang sering mengobati aku ketika aku sakit adalah Dr. Ilham, tetapi dokter ini sedang pergi haji waktu itu. Jadi Orangtua aku menunggu sampai dokter itu pulang dari pergi hajinya. Dan ketika dokter itu telah pulang dan mulai praktek lagi aku dibawa berobat kepadanya dalam waktu satu malam aku sembuh. Sungguh hebat, apa benar ya kalau dokter itu memang harus cocok-cocokan mengobati dengan pasiennya.
     Didalam dunia pendidikan atau bangku sekolahan, aku cukup siswa yang berprestasi. Buktinya saja lumayan banyak piagam penghargaan yang aku dapat selama belajar dibangku sekolahan. Aku pernah dibelikan sebuah sepeda sebagai hadiah karena juara kelas ketika aku kelas 1 SD (betapa senangnya diriku waktu itu mendapatkan hadiah pertamaku). Tetapi aku juga pernah mendapatkan kesedihan ketika aku dimarahi dan dihukum tidak boleh keluar rumah selama 1 (satu) minggu sama papa karena mendapatkan juara 3 waktu aku duduk dikelas 5 (lima) SD (sedih sekali hati ini, karena waktu itu libur sekolah tetapi tidak boleh keluar rumah). Ketika aku masuk ke bangku SMP aku diterima di SMP Negeri 4 Bekasi, kenapa aku memilih di sekolah ini, karena letaknya dekat dengan rumah. Dengan berjalan kaki 100 meter aku sudah sampai. Aku di SMP tetap mendapatkan peringkat kelas walaupun hanya  masuk 7 besar tetapi sangat membanggakan. Sejak mulai duduk dibangku SMP, papa sudah tidak pernah lagi menghukum walaupun aku tidak mendapatkan juara kelas, mungkin papa sudah sadar jika memang salah dengan memberikan hukuman jika aku tidak juara kelas lagi. Melainkan papa selalu bilang ayo lebih giat lagi belajarnya demi cita-cita kamu (ucap papa padaku). 
     Setelah lulus di bangku SMP, aku melanjutkan ke bangku SMA. Karena nilai UAN aku kecil waktu lulus SMP, jadi target SMA Negeri 1 Bekasi pun musnah dan pupus. Aku akhirnya hanya dapat diterima di SMA Negeri 10 Bekasi di Harapan Indah. Walaupun Sekolah aku sama-sama ada angka satunya dengan sekolah yang aku idamkan, tetapi sekolah aku ada buntut angka 0 (Nol) dibelakangnya. Bagaimanapun juga sekolah aku SMA Negeri 10 Bekasi waktu itu berada pada peringkat 5 SMA Negeri terbaik Kota Bekasi. Masuk di bangku SMA, Alhamdulillah bahwa aku masih mendapatkan prestasi. Walaupun selalu masuk 10 besar dari kelas 1 sampai kelas 3, tetap harus semangat. Ketika kelas 3 SMA aku masuk program IPS, target nya masuk IPA tetapi dikarenakan nilai pelajaran Kimia dan Matematika kurang baik jadinya tidak dapat memilih program IPA. Tiga tahun tidak berasa dibangku SMA yang penuh dengan masa-masa indah pertemanan, padahal seperti kemarin lusa aku baru masuk ke SMA Negeri 10 Bekasi ini.
     Aku lulus SMA pada tahun 2005 dan melanjutkan kuliah di Universitas Gunadarma Angkatan 2005. Keinginan sekali masuk salah satu Universitas Negeri tetapi belum rejeki (seperti lagu Bondan & fade2black: Ya Sudahlah). Akhirnya aku masuk di Universitas Gunadarma mengambil jurusan Manajemen Informatika/ D3 Fakultas Ilmu Komputer yang sebelumnya telah aku selesaikan sebelum aku melanjutkan ke Sistem Informasi/ S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma. Sampai saatnya tulisan ini aku buat kesibukan aku masih kuliah. Mungkin cerita perkenalan yang aku buat mengenai diriku hanya sebatas ini. Banyak kekurangan dan kemunduran dalam hidup yang aku jalani. Semua ini merupakan jalan yang telah ALLAH SWT rencanakan buat aku. Terpenting sekarang buat aku adalah maju terus pantang mundur dan jangan pernah melihat kebelakang tetapi perbaiki yang telah terjadi untuk masa yang akan datang. Mudah-mudahan dapat dijadikan sebuah bacaan yang mengasyikan dan lebih mengenal diriku. Aku ucapkan banyak terima kasih. (Eyang Ageng Sastranegara)

Nama     :  Ade Dirga Saputra
Npm      :  17109304
Kelas     :  5 KA22
Jurusan  :  Sistem Informasi

Rabu, 29 September 2010

SeJaRaH PerKembangaN BaHaSa IndoNesiA

BaNgsa Indonesia adalah bangsa yang sangat beranekaragam suku didalam nya . Untuk menyatukan itu semua dapat dipersatukan dengan satu kata Yakni Cinta Tanah Air . Dengan beranekaragam suku budaya didalam nya Maka beranekaragam pula bahasa masing-masing daerah itu . Untuk itu dapat dipersatukan dengan yang namanya Bahasa Indonesia .Sebelum Kita pelajari perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri , Maka kita harus tahu terlebih dahulu bagaimana awal Sejarah Bahasa Indonesia itu sendiri . Bahasa Indonesia itu berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah Sumatera. Bahasa Melayu-Riau inilah yang diangkat oleh para pemuda pada “Konggres Pemoeda”, 28 Oktober 1928, di Solo, menjadi bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu-Riau menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih “bersifat politis” daripada “bersifat linguistis”. Tujuannya ialah ingin mempersatukan para pemuda Indonesia, alih-alih disebut bangsa Indonesia. Fonologi dan tata bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.

Perkembangan Bahasa Indonesia Melalui Peristiwa Penting , Diantaranya :
  1. Tahun 1896 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
  2. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie Voor De Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka . 
  3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad , seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
  4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin  mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
  5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru.
  6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
  7. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
  8. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
  9. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik  sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
  10. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
  11. Tanggal 16 Agustus 1972 H.M.Soeharto selaku Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
  12. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
  13. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
  14. Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
  15. Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat.
  16. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
  17. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

Dialek Dan Ragam Bahasa

Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai Dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut:
  1. Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Betawi, atau bahasa Melayu dialek Medan .
  2. Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.
  3. Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. 
  4. Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya. Setiap masyarakat memiliki bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.

Di antara penutur bahasa Indonesia beranggapan bahwa bahasa Sanskerta yang sudah ’mati’ itu merupakan sesuatu yang bernilai tinggi dan klasik. Alasan itulah yang menjadi pendorong penghidupan kembali bahasa tersebut. Kata-kata Sanskerta sering diserap dari sumber yang tidak langsung, yaitu Jawa Kuno. Sistem morfologi bahasa Jawa Kuno lebih dekat kepada bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta-Jawa Kuno misalnya acara, bahtera, cakrawala, darma, gapura, jaksa, kerja, lambat, menteri, perkasa, sangsi, tatkala, dan wanita.
Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam bidang agama Islam. Kata rela (senang hati) dan korban (yang menderita akibat suatu kejadian), misalnya, yang sudah disesuaikan lafalnya ke dalam bahasa Melayu pada zamannya dan yang kemudian juga mengalami pergeseran makna, masing-masing adalah kata yang seasal dengan rida (perkenan) dan kurban (persembahan kepada Tuhan). Dua kata terakhir berkaitan dengan konsep keagamaan. Ia umumnya dipelihara betul sehingga makna (kadang-kadang juga bentuknya) cenderung tidak mengalami perubahan. Banyak didalam perkembangan Bahasa Indonesia yangb di generalisasi dari Bahasa Asing atau Bahasa yang dikenal dunia . Makanya didalam Perkembangan Sejarah Bahasa Indonesia dari dahulu banyak mengalami Perubahan dengan jangka waktu yang sangat panjang

Nama : Ade Dirga Saputra
Kelas : 5 KA22
Npm  : 17109304