Minggu, 12 Desember 2010

Merangkum Isi Buku Bahasa Indonesia Karangan Minto Rahayu, Bab Kalimat Efektif

Merangkum Isi Buku Bahasa Indonesia Karangan Minto Rahayu, Bab Kalimat Efektif

     Kalimat merupakan unsur penting untuk mengungkapkan fakta, pikiran, sikap, dan perasaan. Hal ini diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis. Kalimat efektif ialah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya. Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Komunikatif atau tidaknya suatu percakapan, dibangun oleh proses kebiasaan dan kelaziman penggunaan bahasa tersebut. Jadi, pengertian efektif dalam kalimat ialah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi isi dan bentuk menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat. Itulah sebabnya, kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal. Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, keterbacaan, dan kevariasian.
     Setiap kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat, bisa ditambah objek. Kesatuan dapat berbentuk kesatuan tunggal, majemuk, pertentangan, dan pilihan. Agar pikiran dapat dituangkan dengan benar dalam bentuk kalimat yang benar pula, kita memerlukan kata-kata sebagai wadahnya. Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antar kata yang menduduki fungsi dalam kalimat. Dalam kalimat setiap kata mempunyai fungsinya masing-masing. Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan dan predikat ialah kata kerja, yaitu diharapkan, dilaksanakan, dan mengetengahkan.
     Dalam penulisan ilmiah penggunaan bahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan dengan tegas. Jadi, laporan ilmiah boleh menggunakan kalimat aktif juga kalimat pasif asal keterbacaannya lebih tinggi. Dalam kalimat efektif harus memenuhi syarat-syarat kalimat efektif, yaitu: Pertama adalah Penekanan, dimana adanya upaya pemberian tekanan pada kalimat untuk menonjolkan/ mementingkan pikiran pokok. Pada bahasa lisan sering digunakan intonasi atau acting, sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara alih bangun, pengulangan kata, pertentangan, dan urutan logis. Kedua adalah Kesejajaran, dimana menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Kesejajaran meliputi: Kesejajaran Bentuk, Kesejajaran Makna, dan Kesejajaran Rincian Pilihan. Ketiga adalah Kehematan, dimana berarti penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara: Penghematan Subjek, Penghilangan Hiponimi, Penghilangan Kata Depan dari dan daripada, Penyingkatan Kata, Penyingkatan Ungkapan, dan Penyingkatan Kalimat. Keempat adalah Keterbacaan, dimana seorang penulis yang baik adalah juga seorang pembaca yang baik, tetapi bukan berarti seorang pembaca yang baik adalah juga seorang penulis yang baik. Dalam meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut: Kejelasan dan Bangun Kalimat. Dalam kejelasan ialah lebih mudah dipahami apabila menggunakan kata-kata yang sudah umum/ dikenal, dan keterbacaan sebuah tulisan dipengaruhi oleh usia, pendidikan, dan pengalaman pembaca. Sedangkan dalam bangun kalimat itu bukan hanya ditentukan oleh penggunaan kata dan panjang pendek kalimat, tetapi oleh bangun kalimat. Dan dalam kalimat harus memperhatikan Pengaruh Bahasa Inggris, karena struktur bahasa inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia. (Eyang Ageng Sastranegara)

Sumber : Buku Bahasa Indonesia. Karangan Minto Rahayu, Bab Kalimat Efektif

Nama     :  Ade Dirga Saputra
Npm      :  17109304
Kelas     :  5 KA22
Jurusan  :  Sistem Informasi

Minggu, 05 Desember 2010

Merangkum Isi Buku Komposisi Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah


Merangkum Isi Buku Komposisi Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah

     Ringkasan (Precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Karena suatu ringkasan bertolak dari penyajian suatu karya asli secara singkat. Kata precis yang dipakai untuk pengertian ini sebenarnya berarti memotong atau memangkas. Sebab itu membuat ringkasan atas sebuah karangan yang panjang, dapat diumpamakan sebagai memangkas sebatang pohon sehingga tinggal batang, cabang-cabang dan ranting-ranting yang terpenting beserta daun-daun yang diperlukan, sehingga tampak bahwa esensi pohon masih dipertahankan. Dalam ringkasan keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasan yang terperinci dihilangkan, sedangkan sari karangannya dibiarkan tanpa hiasan. Walaupun bentuknya ringkas, namun precis itu tetap mempertahankan pikiran pengarang dan pendekatannya yang asli. Ringkasan hendaknya dibedakan pula dari istilah lain yang pengertiannya tumpang-tindih yaitu ikhtisar, yang juga merupakan suatu bentuk penyajian yang singkat dari suatu karangan asli.
     Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandangan pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu. Ikhtisar sebaliknya tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli, tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional. Tujuan membuat ringkasan dengan adanya latihan membuat ringkasan atas sebuah artikel atau sebuah karya adalah suatu cara yang sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Suatu ringkasan yang cermat dan teliti tidak akan diperoleh tanpa mempelajari dengan cermat serta memahami apa yang dibaca atau didengar. Tujuan ringkasan itu sendiri adalah memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan untuk maksud tersebut akan membimbing dan menuntun seseorang agar dapat membaca karangan asli dengan cermat, dan bagaimana harus menulisnya kembali dengan tepat.
     Cara membuat ringkasan harus melihat beberapa pegangan agar ringkasan yang dibuat menjadi baik dan teratur. Langkah pertama, yang harus dilakukan Penulis ringkasan adalah membaca naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang, serta sudut pandangannya. Langkah kedua, apabila penulis sudah menangkap maksud, kesan umum, dan sudut pandangan pengarang asli, maka tindakan atau langkah yang harus dikerjakan adalah membaca kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu. Langkah ketiga, apabila penulis telah mempergunakan catatan sebagai yang diperoleh pada langkah kedua dan kesan umum yang diperoleh pada langkah pertama, maka penulis sudah siap untuk membuat ringkasan yang dimaksud. Dan yang harus diperhatikan penulis adalah bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan semua gagasan tadi ke dalam suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya. Dan langkah terakhir, penulis harus memperhatikan selain dari langkah sebelumnya bahwa ini sebagai ketentuan tambahan saja dalam membuat ringkasan.
     Suatu jenis tulisan lain yang mempunyai titik singgung dengan ringkasan dan ikhtisar disebut resensi. Pengertian resensi itu sendiri adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya ini patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Seorang penulis mempertimbangkan buku bertolak dari tujuan untuk membantu para pembaca dalam menentukan perlu tidaknya membaca sebuah buku tertentu, atau perlu tidaknya menikmati suatu hasil karya seni. Karena pertimbangan yang disampaikan penulis resensi itu harus disesuaikan dengan selera pembaca, maka sebuah resensi yang disiarkan melalui sebuah majalah mungkin tidak sama dengan yang disiarkan pada majalah lain. Disamping itu pertimbangan-pertimbangan buku harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan para pembacanya. Pembaca-pembaca merupakan pendengar-pendengar yang akan dihadapi secara langsung oleh penulis.
     Dasar resensi oleh penulis untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua ia harus menyadari sepenuhnya apa maksudnya membuat resensi itu. Penulis resensi harus menemukan apa tujuan pengarang dalam menulis buku itu. Seperti halnya dengan semua tulisan yang lain, resensi harus dibuat dengan memperhatikan kualitas pembacanya. Pembaca dalam hal ini tidak lain dari semua langganan majalah atau mass media yang memuat resensi itu. Singkatnya penulis resensi harus benar-benar memperhatikan kewajiban mana yang harus dipenuhinya dalam membuat resensi itu, yaitu: kewajibannya terhadap para pembaca, dan bagaimana penilaiannya atas buku itu.
     Sasaran-sasaran resensi harus memiliki pokok-pokok yang dijadikan penilaian sebuah buku atau karya, yaitu: Pertama, Latar belakang yaitu dimana penulis dapat mulai dengan mengemukakan tema dari karangan itu. Pendeknya semua hal yang menyangkut latar belakang buku itu yang kiranya perlu diketahui pembaca. Dengan demikian sebelum masuk ke dalam teknis penilaian, para pembaca sudah mengetahui serba sedikit mengenai buku itu. Kedua, Macam atau jenis buku yaitu para pembaca-pembaca tidak selalu mempunyai selera yang sama. Dengan kata lain, ia harus mengadakan klasifikasi mengenai buku itu. Dengan memasukkannya ke dalam kelas buku tertentu maka dengan mudah ia dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan buku-buku lain yang termasuk dalam kelompok yang sama itu. Ketiga, Keunggulan buku yaitu yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Mengenai keunggulan buku, penulis resensi pertama-tama mempersoalkan organisasinya. Yang dimaksud dengan organisasi adalah kerangka buku itu, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Apakah hubungan itu harmonis, jelas, dan memperlihatkan perkembangan yang masuk akal. Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukkan keunggulan buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan memberi kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukkan pertalian yang kompak antara bagian-bagiannya. Menilai sebuah buku berarti memberi saran kepada pembaca untuk menolak atau menerima kehadiran buku itu. Keempat, Nilai buku yaitu nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri, maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainnya. Namun demikian sebagai seorang penulis resensi, pengarang harus tetap mengingat tujuannya, mengemukakan pendapat-pendapatnya dengan jelas, secara khusus dan selektif. (Eyang Ageng Sastranegara)

Sumber : Buku Komposisi. Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah

Nama     :  Ade Dirga Saputra
Npm      :  17109304
Kelas     :  5 KA22
Jurusan  :  Sistem Informasi